MERABA INDONESIA

MERABA INDONESIA Adalah Farid Gaban dan Ahmad Yunus. Dua wartawan yang melakukan perjalanan mengelilingi nusantara yang mereka namakan “Ekspedisi Zamrud Khatulistiwa”. Dalam ekspedisi “gila” kelililing nusantara ini, merkea hanya menggunakan Honda win 100 cc dan hampir memakan waktu selama satu tahun. Keduanya memang berbeda generasi, tetapi selera adrenalin mereka sama. Novel ini dapat membuka wawasan kita, menjadi kacamata atas kesungguhan yang terjadi di tanah nan jauh sana. Tanah satu bangsa kita. Tanah yang entah berantah jauhnya. Selama ini kita hanya dapat melihat keterpusatan pembangunan. Pembangunan di Jawa yang hanya menggadaikan daerah-daerah lainnya. Ini menimbulkan keironian yang menyebutnya sebagai musibah. Keterkosentrasian pembangunan darat tanpa menyentuh laut, padahal pemabangunan laut sendiri dapat menjawab kemiskinan Indonesia lewat kekayaan baharinya. Bila kita mau belajar dari Flores, di sana terdapat pengolahan mete secara organik. Ini dibantu oleh LSM dari Swiss yang bernama Swisscontack. LSM ini membantu dalam hal menejemen, lahan pertanian, pengolahan, sampai pemasaran. Hal ini sangat berbeda dengan Watakobi yang sangat kaya akan keragaman hayati. Watakobi seperti tak tersentuh kebijakan, pembangunan serta pemberdayaan bangsa ini. Menghadapi jalur transpertasi yang keadaannya sangat jauh dengan Jakarta dan Pulau Jawa. Melihat kenyataan mirisnya transportasi laut bila dibandingkan dengan transportasi darat. Kenyataannya, peraturan yang ditetapkan di Jakarta sama sekali tidak sesuai bila ditetapkan di Luar Jawa. Pada ekspedisi ini, 2 wartawan ini banyak bertemu dengan orang terlupakan atau justru di lupakan di nusantara ini, yang justru merekalah yang memperkaya bangsa. Setelah keliling Amerika Latin dengan sepeda motornya, Che Gue Vara mengobarkan revolusi Kuba. Setelah berkeliling ke beberapa penjuru dunia, Tintin dan anjingnya menggambarkan keunikan karakter manusia setiap tempat yang mereka kunjungi. Di sinilah, lewat perjalanan ini Ahmad Yunius dan Farid mencoba untuk mengungkap misteri kekayaan tersembunyi di nusantara. Memaparkan betapa sesungguhnya kita kaya, dan betapa sesungguhnya kita mudah menjawab kemiskinan rakyat kita. SUMATERA Sumatera, tanah Swarnadwipa. Pulau ini merupakan pulau terbesar ke enam di dunia. Di pulau ini, Yunus menjumpai budi daya ikan kerapu di Pulau Pahlawang, orkestra lumba-lumba di Teluk Kilauan. Menjumpai kebudayaan tato di kepulauan Mentawai. Mentawai juga memiliki hutan dan satwa endemik. Di sini juga terdapat ombak terbaik di dunia, dan di sinilah Charles Darwin merumuskan teori seleksi alam atau teori evolusi. Di pulau sumatera ini pula, kita dapat menemukan Pulau Engano, pulau keliru. Pulau Engano dikatakan pulau keliru, karena dulu portugis mengira ini adalah Pulau Maluku, tetapi ternyata mereka salah. Pulau Nias. Wisatawan mengenal pulau ini melalui ombaknya, sepanjang 1-2 m. Terdapat juga Omo Hada, rumah kepala suku yang sanggup bertahan 300 tahun tanpa paku dan langit-langit. Betapa kaya bangsa ini, Omo Hada termasuk dalam World Endangerd Heritage. Terdapat juga Pulau Midai. Di sini terdapat koperasi pertama, yang bernama Ahmadi & Co. Usaha pada koperasi ini dapat membuka cabang di Singapura. Pulau Sumatera ini, tentang rumah kayu di atas laut yang terdapat di Natuna. Tentang Masjid Raya Natuna yang bentuknya hampir menyerupai Masjid Taj Mahal. Natuna, termasuk pulau penghasil gas terbesar di dunia. Dan ini yang menyakitkan, banyak sekali ditemui nelayan yang menyelam hanya dengan menggunakan kompresor. KALIMANTAN Pulau Kalimantan sangat identik dengan Sungai Kapuas. Kapuas merupkaan sungai terpanjang di Indonesia. Melihat kenyataan ini dalam benak kita pasti terdapat bayangan sungai dengan arus deras mengalir, yang mana jernih airnya dapat memantulkan wajah kita yang mengaca di atasnya. Tapi jangan salah! Saat surut, sungai ini bak lapangan sepakbola yang memanjang. Kalimantan dikatakan oleh Yunus tengah menuju kehancuran. Kalimantan yang dalam bayangan begitu hijau oleh jutaan hutan dan pohonnya, tidaklah sedemikian. Banyak dijumpai asap tebal membubung ke udara, angin kering menyeruak kuat, dan terik matahari membakar tanah gambut. Sayangnya, gambut menyimpan bara yang bisa menyulut api kapan saja. Kebakatran hutan terjadi di mana pun dan kapan pun. Per tahun, jumlah hutan selalu berkurang di Indonesia. Daerah tambang juga bertebaran di pulau ini. Seperti Martapura contohnya. Kita akan mengetahui bahayanya teknik pengeboran dengan mesin tanah, untuk mencari intan bila dibandingkan dengan teknik tradisional. Cara pengeboran tradisional sendiri meliputi pembuatan lubang vertikal, lalu dilanjutkan secara horisontal. Yunus juga menjumpai budidaya benih bakau di Sangatte dan juga pengembangan rumput laut. Merasakan betapa romantisnya dapat berenang di antara ratusan ubur-ubur. Di danau Kakaban, ubur-ubur dengan jenis Mastigias Papua dan Aurelia tidak dapat menyengat. Keduanya sangat kenyal. Ikan-ikan kecil berlarian di antara alga hijau. Pulau Kakaban termasuk pulau langka. Evolusi yang terjadi telah melibatkan proses fisika, kimia, dan biologi yang rumit nan panjang. Biota laut (ubur-ubur, alga, dan lainnya) harus menyesuaikan diri dengan ekosistem yang terbentuk. Inilah yang membuat ubur-ubur kehilanagn sengatannya. Unesco sendiri telah menasbihkan Kakaban sebagai warisan dunia. Borneo memang memiliki rahasia di dalam alamnya yang hampir rusak. Di sini, kita juga masih dapat melihat Manta Ray yang menyerupai elang, menari-nari di atas laut. Sebagaimana kita tahu, Pulau ini bersebelahan dengan Negeri Jiran. Negeri yang sering bermasalah dengan bangsa kita. Tapi mari kita lihat kenyataan yang terdapat di pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Pulau Sebatik. Pulau ini menskipun termasuk dalam kekuasaan RI, tetapi di pulau ini menggunakan mata uang ringgit sebagai penggerak roda ekonomi. Pulau ini juga sangat bergantung dengan roda ekonomi Tawau (Malaysia). Faktanya, harga barang-barang di Tawau lebih murah daripada Nunukan dan Tarakan. Sebatik, merupakan etalase Indonesia di wilayah perbatasan. Pulau ini, terlupakan atau justru dilupakan? Fakta, Negeri Jiranlah yang membuat mereka bertahan sampai sekarang. Masih teringat dalam benak kita. Pada dekade 60an, Soekarno mengobarkan konfrontasi dengan Malaysia, “Gahnyang Malaysia”. Tapi mendadak, perdaganagn di kepulauan Riau lumpuh. Malaysia menutup perdagangan kopra. Konflik yang terjadi di jajaran pemerintahan kedua belah negara tersebut, menjadikan rakyat kecil sebagai tumbalnya. Padahal, ketika birokrat-birokrat ke dua negara terebut berseteru dan saling mementingkan egonya, rakyat di Sebatik dan Tawau masih saling bergantung. Mereka masih saling berinteraksi satu sama lain, seakan tidak terjadi perselisihan antar negaranya. SULAWESI Bila membahas mengenai Pulau Sulawesi, ingatlah Bulukumba. Bulukumba ini terkenal dengan seniman pembuat pinisi. Permintaan banyak datang dari Luar Negeri, tapi ironisnya dalam negeri justru permintaan sedikit. Kemampuan ini dimiliki dan diwarisi secara turun temurun. Di sini, kita juga akan tahu, bahwansanya sektor kelautan merupakan aset masa depan, bayang-bayang kekayaan bila dimanfaatkan dan diolah dengan mekanisme yang baik. Terumbu karang mendatangkan keuntungan pendapatan US$ 1,6 miliar/tahun. Indonesia sendiri memiliki 18% terumbu karang dunia, keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, 2.500 jenis ikan, 590 jenis karang batu, 2.500 jenis moluska dan 1.500 jenis udang. Iya, bangsa ini sangat kaya dan ironisnya masyarakatnya banyak yang miskin. Bagaimana bisa? Kemana kekayaan itu? Diambil siapa? Dikuasai siapa? Siapa yang bisa menjawab pertanyaan sederhana ini? Di sulawesi juga ditemui istilah janda kompresor. Menyelam menggunakan kompresor sendiri sangat tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan kram, kelumpuhan, bahkan kematian. Mereka yang dijuluki janda kompresor adalah mereka yang ditinggal mati suami karena menyelam dengan menggunakan kompresor. Terdapat juga Suku Bajo. Suku Bajo termasuk penjelajah tradisional yang handal. Sayangnya, suku ini sering mengalami kekerasan dan diusir bila menetap di satu pulau. Mereka sendiri membangun perkampungan di Kadelupa, di tengah laut. Mereka juga memilih untuk tidak tinggal di darat karena ada pandangan buruk tentang darat. Mereka membangun perkampungan sendiri dengan cara yang unik, mengumpulkan bebatuan, karang dan pasir untuk didirikan fondasi bangunan. Teknik menangkap ikan secara tradisional juga terdapat di Pulau Toga. Bentuknya menyerupai arah petunjuk jalan. Teknik ini terikat dengan aturan adat, yang mana ramah lingkungan dan berkelanjutan. Di Sulawesi juga, bisa dibilang kita dapat melihat suatu bentuk kekecewaaan dari sebuah janji. Entah, apakah ini janji untuk kepentingan politik? SBY pernah berjanji pada pulau-pulau terluar Indonesia. Di Miangas, beliau berjanji akan mendirikan bandara. Lima tahun kemudian, gedung logistik, puskesma, dan tangki bahan bakar memang banyak berdiri. Tapi sayangnya pembangunan tersebut tidak berjangka panjang dan berkelanjutan. Untuk bandara sendiri, masyarakat setidaknya sudah mengorbankan lahannya untuk pembangunan tersebut. Tapi sayangnya, tak ada kabar lagi terikat pembangunan bandara tersebut. SBY sendiri, setelah mengucapkan janjinya tidak mengunjungi tempat ini. IRIAN JAYA Terdapat Pulau Waigeo, sebuah pulau di Irian Jaya yang kaya dengan burung-burung. Masyraakat Ayau yang memiliki kearifan lokal “Sasi”. Sasi ini berlaku di darat dan di laut, mengatur tentang kepemilikan dan pengelolaan SDA. Inilah yang dicari di Pulau Irian Jaya, Raja Ampat. Sangat mengagumkan melihat eksotisnya deretan kepulauan Raja Ampat. Raja Ampat memiliki empat pulau besar, yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Tarian lumba-lumba, dan panorama yang menyedapkan mata. Pemandanagn Raja Ampat sangat eksotis bila dinikmati sambil snorkeling di bibir pasir putih yang airnya sendiri mengkristal karena sengatan matahari. #selamat membaca, semoga menjadi pengantar yang membuat anda tertarik membaca :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Naiknya Harga Kedelai

Kompas 23 JUli 2012 "Pedagang Jadi Mogok"

kompas 24 juli 2012 "Dampak dari Kekeringan"
kompas 25 juli "Rentannya Krisis Pangan"
KR 25 Juli 2012 "Untungkan Petani"
Kompas 26 Juli 2012 "Solusi"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS